Selasa, 17 Desember 2013

Amarah

Muntah
Isi dunia
Yang membuak
Mengalir lesu
Beribu tahun
Yang lalu
Kini
Makin
Deras menyesak
Pantas menggasak
Ganasnya
Tidak tertanggung
Tidak tertahan.
Mungkin
Ada yang berkata
Bahana Tuhan
Membalas
Tiap butir
Perilaku
Manusia
Dan ada juga
Tak Indah
Bagai isi
Perutnya terasing
Mendap ke usus
Selamanya
Hanya sibuk
Mengira
Untung sedap
Perut dan dibawahnya.
Amarah bumi
Terus membuak
Memuntah isinya
Menunjuk siapa tuan
Kepada
Si tuli
Yang tak pernah
Belajar
Dari silap
Mereka yang
Telah
Lama musnah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar